Allhamdulillahirobbil’alamin. Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak kenikmatan kepada kita
semua. Sehingga kita dapat terus menikmati limpahan kasih sayang-Nya. Sholawat
serta salam tetap tercurahkan kepada nabi agung kita nabi Muhammad SAW. Sebagai
suri tauladan kita sepanjang masa.
Biodata Ini saya buat untuk
memenuhi tugas mata
kuliah Bahasa Indonesia yang diberikan oleh Ibu Sri Handayani, M.Pd.
Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada beliau Ibu
Sri Handayani selaku dosen Bahasa Indonesia.
Nama
saya Nurul Hikmah. Kebanyakan orang memanggil saya Hikmah atau Nuhik yang
berasal dari singkatan Nurul Hikmah, akan tetapi orang tua saya dan semua orang
di kampung saya terbiasa memanggil saya dengan panggilan Nurul. Sebenarnya saya
agak tidak suka dengan panggilan Nurul karena di desa saya banyak sekali orang
yang bernama Nurul dan teman-teman saya di kampung biasanya memberikan julukan
kepada orang-orang yang bernama kembar seperti saya ini dengan cara menyebutkan
perbedaan fisik yang mencolok seperti Nurul pendek, Nurul tinggi, Nurul putih,
Nurul hitam, Nurul pesek dan lain sebagainya. Panggilan itu sungguh menyakitkan
bagi saya, karena mereka selalu membedakan saya dengan sebutan Nurul pendek
karena mereka merasa lebih tinggi dari saya. Menyakitkan bukan ?, oleh karena
itu saya merasa minder dengan kependekan
saya sehingga sejak saat itu saya memutuskan untuk membiasakan melakukan
olahraga renang yang bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan badan saya. Tapi lambat
laun saya mulai melupakan ambisi saya, lama kelamaan saya mulai menikmati dan
mencintai olahraga itu. Sehingga sampai sekarang saya masih sering pergi ke
kolam renang untuk melakukan olahraga tersebut. Jika mengingat masa lalu
seperti ini saya jadi teringat dengan perkataan guru saya, beliau sering
mengatakan “ tenang jangan khawatir karena ada hikmah di balik sesuatu, hikmah
datang masalah hilang ” entahlah waktu itu apa yang sanya tangkap. Akan tetapi
menurut saya panggilan hikmah itu lebih indah daripada Nurul atau Nuhik. Maka dari
itu saya lebih suka di panggil “ Hikmah “ .
Selain
memiliki hobi renang, saya juga memiliki hobi lainnya yaitu mengumpulkan plastik
atau kresek kalau orang desa bilang.
Awal mula itu sebenarnya bukan hobi saya melainkan kebiasaan ibu saya ketika
habis membeli barang, beliau langsung melipat plastik bekas belanjaanya itu dan
kemudian menyimpanya di sekumpulan plastik yang sudah beliau kumpulkan. Ibu
mengumpulkan plastik-plastik itu bukan untuk di jual ke tetangga melainkan
untuk digunakan kembali ketika kami membutuhkanya. Ketika masih kecil memang
saya selalu memperhatikan apa yang di lakukan oleh orangtua saya, jadi tidak
heran ketika kebiasaan mereka kadang terbawa oleh saya sampai saat ini.
Walaupun kelihatanya sepele tetapi dari hal terkecil seperti itulah saya dapat
membantu teman saya di kos atau di asrama. Karena tak jarang mereka membutuhkan
plastik untuk mempermudah membawa barang bawaan mereka. Jadi, tak heran jikalau
mereka sering mencari saya ketika membutuhkan plastik J.
Alhamdulillah
saya dilahirkan dengan sehat pada tanggal 22 Januari 1995 dengan berat 3 kg. Saya
memiliki satu saudara laki-laki dan satu saudara perempuan. Saudara laki-laki
saya bernama Muhammad Munif dan saudara perempuan saya bernama Ilma Zidna
sedangkan Ayah saya bernama Munawar dan Ibu saya bernama Kuswati. Saya
dilahirkan di Pekalongan, tepatnya di dukuh Wonorojo RT 04 RW 01 desa Kalirejo
kecamatan Talun. Sewaktu kecil saya di sekolahkan di TK Kalirejo kemudian
setelah lulus saya di daftarkan di SDN Kalirejo 2. Ketika saya masih SD saya sangat
berambisi sekali agar bisa masuk 10 besar. Karena di SD saya bagi siapa saja
yang bisa masuk 10 besar namanya akan harum terpajang di mading kelas. Dan saya
termasuk salah satu siswi yang menggilai hal itu. Saya selalu ingin melihat
nama saya terpajang disana sehingga saya sangat berambisi sekali untuk mendapatkan
satu celah ruang disana. Tanpa sepengetahuan orangtua saya, saya selalu mencoba
menjadi murid yang patuh, sopan dan rajin. Walaupun kenyataanya saya tidak
terlalu pintar tapi Alhamdulillah saya selalu masuk 10 besar. Dan nama saya pun
selalu dengan sangat gagahnya terpampang dengan penuh senyum di sana “walaupun dapat urutan ke sepuluh tapi tidak
apa-apa lah…..yang penting nama saya bisa masuk di madding kelas” pikir
saya waktu itu. Tentunya saya bersyukur sekali dengan semua yang saya dapatkan
di kala itu.
Tetapi
ketika saya sudah memakai seragam putih biru semuanya berubah total. Saya
meminta orangtua saya untuk menyekolahkan saya di kota sambil mondok. Orangtua
saya pun menyetujuinya dengan harapan saya bisa menjadi anak yang mandiri dan paham
agama. Tapi apa yang saya lalukan disana? Awal masuk sekolah saya biasah saja,
tetapi setelah naik ke kelas dua, saya malah berteman dengan anak-anak dari
luar pondok yang notabennya bebas. Dalam waktu dua bulan saja saya mulai berani
bertingkah, saya mulai sering keluar masuk pondok di sore hari, sering tidur di
kelas, sering terlambat sekolah, tidak perduli dengan pelajaran, sering
membolos, sampai-sampai pernah di kejar-kejar satpol pp ketika membolos ke pantai. Dengan
kenakalan-kenakalan yang saya lakukan saya sering mendapatkan hukuman berat seperti
membersihkan 8 kamar mandi selama satu hari, disiram comberan, dijemur dengan
panasnya terik matahari sambil membaca Al-Qur’an di depan halaman pondok. Sungguh
memalukan sekali. Sampai-sampai para guru memvonis saya dan teman-teman bermain
saya tidak akan lulus Ujian Nasional. Akan tetapi anehnya hati saya masih
tertutup. Saya tidak perduli akan hal itu, acuh tak acuh saya mendengarkan
nasehat guru-guru saya.
Hingga
sekitar dua atau tiga bulan sebelum Ujian Nasional dilaksanakan saya masih
belum berubah. Ketika saat itu ada kakak kelas yang sudah lulus MA yang mana
masih tetap tinggal di pondok karena melanjutkan hafalannya. Semasa sekolah dia
memang terkenal pintar dalam segala mata pelajaran. Dia bernama Ummu Kulsum
Solikha. Dia berparas cantik dan baik. Sesuai dengan namanya yang solikhah
hatinya pun sama solikhahnya. Dialah malaikat yang dikirimkan oleh Tuhan untuk
menolong saya. Dialah yang merubah saya selama dua bulan menjelang Ujian Nasional.
Semula dia mendekati saya dengan berpura-pura minta diajari matematika untuk
mengingat pelajarannya dulu, akan tetapi saya selalu menolaknya karena saya
sadar diri, saya tidak paham sama sekali dengan pelajaran sekolah, “bagaimana saya bisa menyalahkan atau
membetulkan kalau sayapun tidak paham”. Pikir saya waktu itu. Diapun tak
kehabisan akal dia mencoba membuat contoh soal dan mengerjakanya sendiri di buku
saya dan mulai menanyakan ”apakah benar seperti ini?” “ tolong dong carikan
rumus luas persegi panjang! ” “ eh tujuh kali delapan berapa to? ” setiap hari
dia selalu mendekati saya dengan cara seperti itu sampai-sampai ketika malam
dia selalu membangunkan saya dengan alasan minta di antar ke kamar mandi karena
takut. Kemudia menyuruh saya menemani dia sholat tahajud saya hanya duduk di
sampingnya tanpa melakukan apa-apa. Kejadian itu selalu berulang setiap harinya.
Hingga akhirnya hati saya pun tergugah untuk membiasakan sholat malam seperti
dia. Dari situlah saya mulai bisa diajak belajar, membahas pelajaran, semua
materi Ujian Nasional saya bahas berdua dengan mbak Ummu sehabis sholat
tahajud. Sehingga teman-teman saya yang sepondok atau seasrama tidak pernah tahu
kalau saya sering belajar bersama dengan mbak ummu tengah malam. Saya memang
malu kalau ketahuan belajar, maka dari itu saya sering bersembunyi ketika
belajar, saya biasanya mengajak mbak Ummu belajar di lantai 2 atau di tempat
manapun yang sepi.
Tanpa
sadar lama-kelamaan saya mulai bisa disiplin dan tidak pernah membolos lagi.
Hingga akhirnya saya lolos UN, tapi
sayangnya dari keempat teman luar saya yang lainya, hanya dua orang sajalah
yang lulus, yaitu saya dan teman saya yang bernama Aprilia, semua guru-guru
saya yang pernah memvonis sayapun ikut keheranan dengan kelulusan saya dan
teman saya Aprilia, karena selama ini mereka menganggap kami sebagai anak nakal
nan buruk di kelas. Tetapi dengan pengalaman tersebut saya mulai bisa
menyimpulkan bahwa teman itu memang sangatlah berpengaruh besar dalam kehidupan
kita. Karena memang tabiat manusia, ia akan terpengaruh
dengan kebiasaan, akhlak, dan perilaku teman dekatnya. Pilih-pilih teman memang
tidak boleh tapi kita juga harus berhati-hati dalam memilih teman. haduh… kok
malah ceramah. :-)
Setelah lulus SMP saya di ajak
teman saya (Ilma Zidna W.T.V) untuk belajar di pondoknya. Al-Hikmah adalah pondok
yang di kelola oleh keluarga mbak Ilma sedangkan sekolahan yang di kelola
keluarganya bernama MA Nurul Huda. Di situlah tempat saya melanjutkan sekolah
saya. Saya mengambil jurusan bahasa yang mana di situ saya belajar bahasa Jepang.
Belajar dari pengalaman saya yang dulu, saya berusaha mencari teman yang
sekiranya dapat membawa saya kearah yang positif. Dan beruntungnya saya
mendapatkan teman-teman yang baik dan tidak neko-neko. Saya merasa senang
dengan kehidupan yang saya jalani, sehingga saya merasa waktu tiga tahun itu
sangatlah singkat bagi saya. Setelah lulus dari aliyah saya merasa tertarik
dengan bahasa Inggris, kemudian saya memutuskan untuk belajar di Kampung Inggris
Pare. Saya belajar di sana kurang lebih Sembilan bulan. Di sana saya belajar
mulai dari dasar sekali. Alhamdulillah dengan itu saya memiliki modal untuk
berbicara dengan bahasa Inggris, yah,,,,, walaupun saya tidak begitu mahir tapi
setidaknya saya sudah memiliki pegangan.
Saat ini saya sedang melanjutkan
study saya di IAIN Salatiga dengan mengambil bahasa Inggris sebagai jurusan
saya. Meskipun saya tidak terlalu pintar, harapan saya selama belajar di sini
saya dapat fokus dalam menuntut ilmu,
sehingga saya dapat menyelesaikan kuliah tepat waktu dengan nilai yang
memuaskan. Dan harapan saya setelah lulus dari IAIN Salatiga semoga saya dapat
langsung mangaplikasikan ilmu yang saya peroleh dengan baik dan mendapatkan
kesempatan untuk belajar di luar negri. Jika ada seribu orang yang bisa belajar
di luar negri semoga salah satunya adalah saya, jika ada seratus orang yang
menuntut ilmu di luar negri semoga salah satunya adalah saya, jika ada sepuluh
orang yang berjuang mendapatkan ilmu di luar negri semoga salah satunya adalah
saya, dan jika ada satu orang yang beruntung mendapatkan beasiswa ke luar negri
semoga itu adalah saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar